Bingkaiwarta, KUNINGAN – Beredar sebuah rekaman pengakuan ketua kelompok tani penerima dana Program Pekarangan Lestari (P2L). Dalam rekaman tersebut dikatakan bahwa sejak dulu memang seringkali ada pemotongan dana bantuan apapun. Dalihnya untuk dana administrasi dan segalanya, baik dari provinsi maupun dinas. Dana, ada yang memungut dari oknum dinas.
Pemotongan juga atas dalih untuk yang mengawal anggaran. Pengakuan oknum, tidak ada anggaran turun ke kelompok secara tiba-tiba, berjalan sendiri tanpa pengawalan. Ada orang yang berjasa, jadi harus ada timbal balik.
“Terus terang, saya sebagai ketua kelompok awam. Tidak tahu sebenarnya pemotongan dana itu,” kata dia dalam rekaman.
Yang Ia tahu ada 15 kelompok sudah memberikan dana pemotongan itu. Terdiri dari Kelompok Wanita Tani (KWT) dan 9 kelompok pesantren. Dipotong dari jumlah dana bantuan. Jumlahnya hasil kesepakatan semua kelompok. Tapi mau memberikan berapa jumlahnya sudah ditentukan. Yang mengkondisikan, mengkordinir pemotongan itu Bu Iis dinas.
“Tidak tahu apakah oleh Bu Iis diberikan dana pemotongan itu ke yang mengawal, atau bagaimana. Kami hanya menyerahkan kepada Bu Iis yang memegang program itu. Bu Iis yang mengatur segala rupa,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kejari Kuningan, L Tedjo Sunarno, mengakui telah memproses dugaan pemotongan dana P2L oleh oknum diskatan. Ia sudah memulai memanggil beberapa kelompok tani. Sifatnya baru pengumpulan data dan pengumpulan keterangan.
Dengan beredarnya rekaman tersebut, kini semakin benderang adanya dugaan sunat atau pemotongan dana Program Pekarangan Lestari (P2L) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Disnakan) Kuningan senilai Rp1,7 miliar asal Banprov Jabar 2021. (Abel Kiranti)
