Bingkaiwarta, KUNINGAN – Zam Zam Pool adalah salah satu objek wisata Kuningan yang ramai didatangi pengunjung. Kolam renang yang bertempat di Desa Manis Lor, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan ini memiliki 10 kolam renang yang bervariasi dan puluhan gazebo gratis serta fasilitas lainnya.
Menurut sang pemilik, H. Raden Jonathun Umbara, nama Zam Zam Pool berawal dari sumber mata air tersebut. Murni alami, segar. Awalnya memiliki kedalaman 1 meter, kemudian digali lagi 5 meter dan lebar 16 meter hingga berbentuk sumur panjang. Airnya pun tidak ada habisnya. Meskipun disedot untuk mengisi kolam, air keluar lagi dari sumbernya. Seperti halnya sumur air suci, air zam-zam di tanah suci Mekah.
Siapapun tidak akan menyangkal kebaikan air zam-zam. Diakui oleh dunia, dinikmati puluhan juta orang, tapi airnya tidak ada habisnya.
“Dari itulah, gak ada salahnya kita ngadopsi yang terbaik. Contoh terbaik. Maka, saya beri nama Zam Zam, adapun Pool diambil dari Bahasa Inggris. Artinya kolam renang. Dilapalkan full, juga artinya kan penuh. Ya biar kolam renangnya penuh terus pengunjung. Alhamdulillah ini, kejadian. Berkah,” ungkap Ayah dari dua anak (Restu dan Ajeung) seraya tertawa.
Kepada bingkaiwarta.co.id, kemarin, H. Umbara, sapaan akrabnya, menuturkan, berawal dari iseng, Ia hanya membangun kolam dan pelataran untuk kumpul keluarga besar, Kolam Renang Zam Zam Pool, Desa Manis Lor, Kecamatan Jalaksana, yang kini menjadi salah satu objek wisata terbesar, di Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat.
“Berawal Tahun 2018, ketika masih menjabat Manager Objek Wisata Cibulan, Saya membeli tanah di Jalan Raya Kuningan-Cirebon, tepat di area pesawahan timur Desa Jalaksana. Atau belakang Pabrik Tahu Lamping. Kebetulan mau dijual pemilik,” tuturnya mengawali cerita.
Ia melanjutkan, niat awal, tanah seluas 100 bata atau 1.400 m2 tersebut, untuk membangun rumah pribadi, yang dilengkapi gazebo, kolam renang dan taman. Hanya untuk istirahat, kumpul keluarga besar.
“Ternyata, di tanah itu juga ada sumber mata air. Meskipun debitnya tidak banyak, tapi tidak pernah kering. Kebetulan, PDAM Unit Jepara membutuhkan air. Kekurangan air untuk Desa Cengal, Cikeleng dan sekitar. PDAM minat, akhirnya air dijual,” ujarnya.
Waktu itu, Ia pun membangun kolam penampungan. Tiga kolam seluas 1,4 meter dan kedalaman 1 meter dibangun. Disedot 3 mesin diesel, terus mengalir. Tapi Februari sampai Agustus 2018 kemarau tiba, debit air jadi kecil. PDAM membatalkan rencana kerjasama.
“Akhirnya, kolam penampungan tersedia dijadikan kolam renang, tapi untuk keluarga besar. Tidak ada parkir, jadi keluarga langsung masuk kedalam area kolam. Dari situ, banyak saudara posting-posting berenang di media sosial. Praktis, banyak netizen bertanya itu kolam renang dimana,” imbuhnya.
Hari demi hari, kata Umbara, mulai banyak orang datang, dari Kuningan, luar Kuningan untuk berenang di kolam ini. Selalu ada acara sekolah, nyambung dari sekolah anak dan lain-lain, sambil berenang di kola mini. Hingga muncul usulan kolam renang anak, maka dibangun lah kolam renang anak. Saat itu, belum dipungut karcis. Belum dan berizin.
Semakin banyak pengunjung, akhirnya Ia membangun 10 kolam. Hanya untuk keluarga saja, memang kurang. Belum teman-teman. “Ma’lum keluarga besar. Se-Cibulan itu, banyak keluarga besar istri,” ucapnya pria yang selalu diikat rambutnya.
Semakin ramai pengunjung, Ia mulai berpikir tiket masuk Rp5000/orang tanpa karcis. Tengah berjalan, benar saja kekhawatiran terjadi. Ia dimarahi aparat Satpol PP karena membangun tanpa izin, kolam renang beroperasi juga tanpa izin. Ya, karena niat awalnya hanya kolam untuk pribadi.
Pria yang kesehariannya tinggal di RT 05/01 Blok Kliwon Desa Manis Kidul ini, kemudian mengajukan perizinan ke pemerintah daerah. Meski sempat sulit, bahkan nyaris tidak diizinkan, akhirnya semua perizinan terbit Mei Tahun 2019.
“Sudah legal, begitu Idul Fitri Juni Tahun 2019 buka, kunjungan membludak. Saat itu, sudah 6 kolam terbangun lengkap fasilitas gazebo, warung-warung dan parkiran hasil sewa. Padahal belum ada peresmian. Memang ngalir gitu aja, hanya diawali bismillah. Tidak ada rencana peresmian samasekali,” jelas suami dari Nani Kartini ini.
Minat besar pengunjung, membuatnya harus memperluas lahan parkir. Tanah milik Pabrik Tahu Lamping disebelahnya dibeli. Tahun 2020 berjalan, terjadi pandemi Covid 19. Ketika objek wisata tutup, termasuk kolam renang, Ia manfaatkan membangun kembali kolam.
Saat objek wisata dibuka kembali oleh pemerintah, Bupati Kuningan H Acep Purnama dan Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata DR H Toto Toharudin berkunjung, sekaligus meresmikan Zam-Zam Pool Kuningan miliknya ini.
“Itupun diresmikan atas usulan pak Kadisporapar, saya gak minta, gak maksa. Silahkan saja lah,” katanya.
Ia bersyukur kunjungan terus meningkat. Hingga Tahun 2022, sudah ada 10 kolam renang. Bervariasi, mulai kedalaman 10 cm hingga 1,5 meter. Ada kolam air dingin dan air hangat, juga ada kolam hujan salju. Yang paling banyak gazebo, Ia bangun sekitar 50 unit di lantai 1 dan lantai 2. Semua digratiskan. Toilet, kamar mandi juga 50 unit gratis semua. Ada banyak warung, pemberdayaan pedagang.
Ditanya kelebihan Zam-Zam Pool, menurut pria kelahiran 21 Juni 1974 ini, semua kolam renang punya kelebihan masing-masing. Hanya, di Zam-Zam Pool ini airnya murni dari sumber mata air. Tiap hari diganti, dikuras. Pukul 17.00 loket tutup, air langsung dikuras, dibuang ke sawah. Mengairi pesawahan petani.
“Harga tiket Senin-Jumat Rp15 ribu/orang, Sabtu-Minggu atau hari libur Rp18ribu/orang. Kita paling maksimal tiket Rp20 ribu. Mau dinaikin gak enak, sudah melekat tiket Zam-Zam Pool murah, airnya murni, fasilitas lain gratis. Selain Kuningan, kunjungan paling banyak luar Kuningan,” sebutnya.
Disebut sebagai salah satu Objek Wisata Kolam Renang terbesar di Kabupaten Kuningan, Dia merendah hati, tidak merasa seperti itu. Dia hanya tertantang untuk mewujudkan Zam-Zam Pool besar. Apalagi dikaitkan wisata harus pinunjul sesuai visi Pemkab Kuningan. Maka Zam Zam Pool Kuningan harus pinunjul. Tidak puas sampai disini saja.
“Saya bahkan punya rencana pengembangan infinity pool kolam renang di lantai 2 atau lantai 3. Artinya kolam renang diatas gedung. Membangun ball room, plus kolam renang diatasnya. Termasuk membangun hotel, kenapa tidak. Mohon doanya dari masyarakat Kuningan,” tutup Umbara. (Abel Kiranti)