banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250

Penguatan Ekonomi di Era Pasca Pandemi Covid-19, Bertahan atau Berprogres?

Oleh : Dede Irvan (Mahasiswa Program Studi Hukum Ekonomi IslamSekolah Tinggi Ilmu Syariah Husnul Khotimah Kuningan)

Pandemi Covid-19 telah membawa dampak yang signifikan terhadap perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Berbagai perubahan drastis dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat telah mengubah interaksi jual-beli di pasar. Beberapa industri mengalami keterpurukan yang sangat dalam, beberapa lainnya mendapat mendapat keuntungan dari musibah yang terjadi, namun secara keseluruhan perekonomian Indonesia telah mengalami kontraksi yang cukup menakutkan. Oleh karena itu, berbagai strategi sudah dan akan diterapkan untuk mencoba membangkitkan perekonomian sekaligus tetap mempertahankan tingkat kesehatan publik. 

banner 728x250

Situasi perekonomian Indonesia saat ini sedang tidak sehat. Pertumbuhan ekonomi berdasarkan perhitungan Year on Year (YoY) pada kuartal pertama tahun 2020 menunjukkan adanya pelemahan dengan hanya mencapai 2,97% saja. Data pada kuartal kedua juga kurang bersahabat dengan menunjukkan kemunduran yang dalam sebesar -5,32%, terburuk sejak tahun 1999. Sebagian besar sektor mengalami pertumbuhan negatif, seperti industri transportasi yang mengalami pertumbuhan terendah dengan nilai sebesar -30,84%. Akan tetapi, beberapa sektor masih mengalami pertumbuhan positif, seperti sektor informasi dan komunikasi, jasa keuangan, pertanian, real estate, jasa pendidikan, jasa kesehatan, dan pengadaan air.

Dampak lain penyebaran virus Covid 19 ini adalah adanya kemungkinan gelombang PHK secara signifikan yang diakibatkan melemahnya kondisi ekonomi. Laporan hasil kajian INDEF menyimpulkan bahwa virus corona dapat mengakibatkan PHK, hal ini disebabkan menurunnya angka pertumbuhan ekonomin 4-4,5 persen. Data dari Organisasi Buruh Internasional (International Labour Organizations/ILO) Virus Covid 19  akan menghilangkan 24,7 juta pekerjaan di dunia. Skenario rendahnya sebesar 5,3 juta. Adapun skenario pertengahannya sebanyak 13 juta pekerjaan. Dari total jumlah itu, 7,4 juta berada di negara-negara berpenghasilan tinggi. (Republika.co.id, Senin 02 Mar 2020).

Ekonomi pasca pandemik harus segera bangkit, perlu adanya langkah-langkah strategis guna penguatan ekonomi makro dan mikro masyarakat yang menyentuh unit terkecil suatu masyarakat yaitu keluarga. Penguatan ekonomi pasca pandemi harus didukung oleh banyak pihak terutama pemerintah dan stakeholdeer terkait. Dengan adanya penguatan ekonomi pasca pandemi diharapkan menekan angka kemiskinan, angka pengangguran,     dan dapat menyelamatkan hajat orang hidup banyak. Beberapa langkah atau step yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam membangkitkan gairah ekonomi masyarakat dapat raih dengan rangkaian program berikut:

1.  Pembentukan imun heredity melalui vaksinasi covid 19 secara menyeluruh

Vaksinasi covid 19 secara menyeluruh amat perlu dilakukan. Hal ini untuk meng-counter kembali gelombang ke 2 pandemi covid 19 yang kemungkinan dapat terjadi kembali. Dengan adanya vaksinansi, kegiatan intearksi fisik antar sesama manusia dapat diperlonggar dan roda perekonomian  akan semakin lancar dan menunjukan hasil positif secara bertahap.

  1. Stimulus ekonomi  kepada UMKM dan  sektor esensial

Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah pada situasi seperti ini perlu lebih berfokus pada tujuan jangka panjang. Perlu diingat bahwa kecepatan rebound dalam ekonomi tidak selalu sejalan dengan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi di jangka panjang. Rebound ekonomi di China yang terjadi dengan cepat tetapi penuh risiko. Rebound tersebut terjadi lantaran pemerintah meningkatkan pengeluarannya guna menstimulus perekonomian, namun tidak pengeluaran tersebut kurang memiliki manfaat jangka panjang.

Stimulus Ekonomi yang dikucurkan oleh pemerintah harus tepat sasaran, dan memiliki tujuan jangka panjang. Stimulus ekonomi juga berfokus pada sektor-sektor produksi yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Stimulus Ekonomi juga dapat diberikan dalam  bentuk pembukaan bursa kerja padat karya yang diisi oleh anak-anak asli bangsa Indonesia yang berkompeten. Stimulus ekonomi jangka panjang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat kelas menengah ke bawah sehingga daya beli mereka naik, hal ini akan menggerakkan  roda perekonomian ke arah positif.

Perlu diingat, stimulus ekonomi jangka pendek atau lebih dikenal dengan bantuan langsung tunai dapat memberikan efek yang negatif dalam jangka lama. Tendensi masyarakat untuk bergantung pada bantuan dari pemerintah dapat memberikan efek berupa rasa malas mencari penghasilan dan hanya mengandalkan bantuan pemerintah. Dalam jangka panjang, ketergantungan terhadap bantuan pemerintah akan menjadi ancaman karena dana pemerintah yang terbatas. Oleh karena itu penyesuaian alokasi anggaran kepada hal-hal yang memberikan manfaat pada jangka panjang. investasi pada proyek jangka panjang seperti infrastruktur dan  pendidikan perlu digencarkan.

  1. Investasi Infrastuktur Padat  Karya

Investasi pada infrastruktur yang padat karya akan memberikan banyak manfaat dalam jangka panjang. Pertama, penyerapan tenaga kerja dalam jangka panjang akan meningkat, memberikan sumber penghasilan jangka panjang kepada masyarakat. Kedua, manfaat dari infrastruktur yang dibangun memberikan nilai guna yang bisa dimanfaatkan masyarakat dalam jangka panjang. Ketiga, pembangunan infrastruktur dalam industri pariwisata akan  meningkatkan minat masyarakat mancanegara untuk berwisata di Indonesia. Industri pariwisata yang saat ini sedang mengalami kemunduran pun dapat segera menyambut momen kebangkitannya.

  1. Peningkatan Mutu Pendidikan Bangsa yang beorientasi pada Ekonomi

Hal berikutnya yang akan memberikan dampak positif bagi perekonomian bahkan kehidupan sosial masyarakat dalam jangka panjang adalah investasi pada pendidikan. Investasi pada pendidikan akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh Indonesia. Peningkatan kualitas SDM akan meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia di tingkat internasional. Semakin tinggi daya saing akan meningkatkan membuka kesempatan pekerjaan dan meningkatkan pemasukan masyarakat dalam jangka panjang. Selain itu, investasi pada pendidikan juga dapat diutamakan kepada guru sebagai infrastruktur terdepan sehingga juga membuka lapangan pekerjaan bagi para guru dan meminimalisir kesenjangan pendidikan yang ada saat ini.


banner 336x280
banner 336x280

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!