banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
Berita  

Sosok di Balik Suksesnya Ritual Thudong 2025

 

Bingkaiwarta, CIREBON – Dunia kembali menyorot Indonesia usai suksesnya pelaksanaan Thudong Internasional 2025, ritual suci jalan kaki para bhante dari Thailand menuju Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Perjalanan spiritual sepanjang 700,63 kilometer ini berlangsung selama tiga bulan enam hari, dimulai dari Bangkok pada 6 Februari 2025 dan berakhir di Borobudur pada 10 Mei 2025.

banner 728x250

Thudong, yang berasal dari bahasa Pali dan berarti “perjalanan kaki”, merupakan salah satu bentuk tertinggi dalam latihan spiritual para biksu. Tradisi ini telah dilakukan selama ribuan tahun di negara-negara seperti India, Nepal, hingga Suriah. Namun, baru dua tahun terakhir ritual ini menyusuri wilayah Indonesia—negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia.

Keberhasilan Thudong melintasi Nusantara untuk kedua kalinya menjadi sorotan media internasional. Banyak pihak memuji sambutan hangat dan perlindungan penuh yang diberikan Indonesia kepada para bhante, menepis stigma ketidaktoleranan yang selama ini melekat.

Di balik keberhasilan ini, nama Prabu Diaz mencuat ke permukaan. Tokoh asal Cirebon yang juga menjabat sebagai Panglima Tertinggi Laskar Agung Macan Ali Nuswantara ini menjadi sosok sentral dalam pengawalan Thudong. Bersama pasukannya dan seorang bhante asal Cirebon, Bhante Wawan, Prabu Diaz turut mendampingi para biksu sejak dari Thailand hingga tiba di tanah suci Borobudur.

Dikenal akrab dengan sapaan Mamo, Prabu Diaz tak hanya mengamankan jalur perjalanan para bhante, tetapi juga memastikan kebutuhan mereka terpenuhi selama perjalanan. Ia dan para anggota laskar terjun langsung ke lapangan, memberikan pelayanan, pendampingan, dan penjagaan penuh sepanjang rute perjalanan.

“Ini adalah bentuk pengabdian kami untuk perdamaian dan kemanusiaan,” ujar Prabu Diaz dalam sebuah wawancara, Jumat (16/5/2025).

Dedikasi dan ketulusannya dianggap berhasil meruntuhkan sekat-sekat perbedaan agama. Thudong 2025 pun menjadi simbol nyata bahwa Indonesia menjunjung tinggi toleransi dan kerukunan antarumat beragama.

Partisipasi bhante tahun ini juga meningkat signifikan. Sebanyak 36 biksu turut serta dalam Thudong, naik dari jumlah sebelumnya. Masyarakat di sepanjang jalur Pantura Jawa Barat hingga Jawa Tengah menyambut mereka dengan hangat, bahkan menggelar upacara kecil sebagai bentuk penghormatan.

Kini, para bhante menyebut Indonesia sebagai “rumah kedua” sebuah negeri yang aman, bersahabat, dan penuh welas asih. Sebuah pengakuan yang tak lepas dari peran seorang Prabu Diaz, sosok Muslim yang membuktikan bahwa keberagaman bukan hambatan, melainkan jembatan menuju kedamaian. (ARL)


banner 336x280
banner 336x280

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!