Bingkaiwarta, CIGANDAMEKAR – Pemerintah Kabupaten Kuningan melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian menyelenggarakan Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (Gerdal OPT) Hama pada tanaman padi, di Desa Sangkanmulya, Kecamatan Cigandamekar, Jumat (26/04/2024). Gerakan ini juga dilaksanakan di 347 Kabupaten/Kota secara serentak se-Indonesia.
Penjabat Bupati Kuningan, Iip Hidajat mengemukakan, bahwa organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang berupa hama, penyakit, dan gulma, merupakan faktor pengganggu dalam budidaya tanaman, oleh karena itu perlu dikendalikan agar pertumbuhan dan perkembangan tanaman baik, sehingga memberikan hasil yang maksimal.
“OPT menjadi tantangan yang terus menerus menghadang produktivitas dan kesejahteraan petani kita. Dan kita menyadari bahwa untuk mencapai keberhasilan dalam mengendalikan OPT, diperlukan kerja sama semua pihak, baik pemerintah, petani, akademisi maupun masyarakat umum,” ujar Iip.
Dijelaskan Iip, bahwa serangan OPT dapat berpengaruh terhadap luas panen dan tingkat produktivitas. Hal ini perlu dilakukan kebijakan pengamanan produksi tanaman pangan di Kabupaten Kuningan dengan sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang terdiri dari dua cara.
“Yang pertama adalah cara pre-emtif yaitu pengelolaan agroekosistem pada fase pra tanam untuk menentukan waktu tanam dan komponen agroinput seperti pupuk, benih unggul bermutu, agen hayati dan lain-lain yang dibutuhkan. Dan yang kedua adalah cara responsif. Yaitu tindakan pengendalian OPT berdasarkan hasil pengamatan keliling yang dilakukan,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementrian Pertanian RI Dr. Rachmat, M.Si menyampaikan bahwa peralihan musim akan menyebabkan banyaknya hama padi, salah satunya berupa wereng.
Seperti diketahui bersama, wereng ini merupakan salah satu hama tanaman padi yang sampai saat ini masih menjadi masalah dalam peningkatan produksi Padi.
“Ketika musim tanam meningkat tentu akan meningkatkan banyaknya hama pengganggu. Maka melalui program ini, kita lebih baik mencegah dari pada mengobati,” ucap Rahmat.
Lebih lanjut Dr. Rachmat menerangkan, upaya dalam hal perlindungan taman pengendalian OPT adalah berdasarkan amanat UU tentang sistem budidaya berkelanjutan.
“Hal ini menjadi tugas utama, baik dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa dan para petani. Hal ini semata-mata dalam upaya kita agar produksi padi dapat maksimal, sehingga mencukupi kebutuhan padi di daerah,” katanya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan Dr. Wahyu Hidayah, M.Si dalam keterangannya mengatakan, Gerdal OPT menjadi prioritas dalam upaya meningkatkan produksi pertanian dan ketahanan pangan. Adapun tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk mengendalikan populasi OPT yang dapat menggangu produktivitas pertanian di Kabupaten Kuningan, sehingga produksi dan ketahanan pangan dapat meningkat.
Wahyu menjelaskan, berdasarkan hasil rekapitulasi laporan POPT periode 1-15 April 2024 di Kabupaten Kuningan menunjukkan, bahwa luas areal pertanaman padi 20.867 Ha. Dengan varietas antara lain IR 64, Way APO Buru, Inpari, Mekongga, Ciherang, Hibrida Mapan-05. Dimana keadaan umur tanaman bervariasi mulai umur 1 hari setelah tanam sampai dengan panen. Dominan umur 20-100 HST.
“Dan untuk serangan OPT tanaman padi utama yang ditemukan di Kabupaten Kuningan antara lain penggerek batang padi dengan luas tambah serangan (LTS) 3 Ha kategori ringan, luas keadaan serangan 25 Ha kategori ringan, terdapat luas terancam/waspada 204 Ha dan luas pengendalian 31 Ha,” sebutnya.
Kemudian, tikus dengan luas sisa serangan 4 Ha. Hawar daun bakteri dengan LTS 11 Ha, sedangkan luas keadaan serangannya 34 Ha kategori ringan, luas terancam/waspada 153 Ha dan luas pengendalian 4 Ha. Lalu Blas dengan LTS 4 Ha kategori ringan, luas keadaan serangan 36 Ha kategori ringan, terdapat luas terancam/waspada 327 Ha dan luas pengendalian 32 Ha.
“Selanjutnya, wereng coklat LTS 1 Ha, sedangkan luas keadaan serangan 1 Ha kategori ringan, luas terancam/waspada 44 Ha dan luas pengendalian 1 Ha. Yang selanjutnya tungro dengan luas kedaan serangan 5 Ha kategori ringan, luas terancam/ waspada 35 Ha dan luas pengendalian 6 Ha,” tambahnya.
Wahyu optimis Gerdal OPT yang dilakukan Diskatan dalam upaya membasmi hama wereng coklat dan hama penyakit lainnya untuk pengamanan produksi padi di Kabupaten Kuningan dapat terwujud.
“Alhamdulillah, hari ini kita melakukan Gerdal OPT. Kita berupaya semaksimal mungkin, dan tentunya Gerdal ini kita lakukan dengan menerapkan/mengaplikasikan teknologi yang berpedoman pada prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Yaitu budidaya tanaman sehat, pelestarian dan pendayagunaan musuh alami, pengamatan mingguan dan petani berkemampuan melaksanakan serta ahli PHT,” ungkap Wahyu.
Wahyu menghimbau kepada para petani untuk terus berupaya melakukan Gerdal OPT. Tanpa Gerdal OPT yang efektif, salah satu dampaknya akan merugikan secara ekonomi. Diantaranya penurunan produktivitas tanaman atau bahkan sampai Fuso (Gagal Panen) yang merupakan kerugian finansial. (Abel)