Bingkaiwarta, KUNINGAN – Pasca Dibentuknya tim Akselerasi percepatan Kuningan sebagai Kabupaten Pendidikan Bulan November lalu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, U. Kusmana bersama dengan tim akselerasi mengadakan rapat bersama dengan Penjabat Bupati Kuningan, Dr. Drs. H. R. Iip Hidajat, di Ruang Rapat Linggajati Sekretariat Daerah Kabupaten Kuningan, Senin (08/01/2024).
Pj Bupati Kuningan di dampingi Staff ahli Bupati Bidang Pembangunan Ekonomi dan Keuangan ; Purwadi Hasan Darsono, Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM ; dr Edi Martono dan Staff ahli Bidang Pemerintahan Hukum dan Politik ; Drs H. Dadi Hariadi.
Pertemuan ini merupakan agenda persiapan untuk pelaksanaan Rapat Koordinasi, dimana seluruh Perangkat Daerah selaku pemangku kebijakan akan dilibatkan lebih intens. Adapun Perangkat Daerah yang masuk dalam Keputusan Bupati Kuningan tentang Pembentukan tim Akselerasi Program Kuningan menuju Kabupaten Pendidikan terdiri dari 13 Perangkat Daerah.
Iip Hidajat dalam arahannya menyebutkan bahwa Stigma Kabupaten Pendidikan setidaknya harus mencakup 5 unsur, seperti terdapat banyak pilihan sekolah untuk dipilih oleh masyarakat di berbagai jenjang pendidikan, mayoritas sekolah yang tersedia sudah bagus, lengkapnya sarana dan prasarana yang menunjang, peserta didik rata-rata berprestasi dan tersedianya transportasi khusus bagi peserta didik.
“Pastikan ketersediaan dan daya tampung sekolah di Kabupaten Kuningan dapat memadai,” kata Iip.
Pj Bupati pun menyoroti berbagai permasalahan yang ada di Kuningan dan memetakannya menjadi Tri Matra Pj Bupati Kuningan selama 1 tahun ke depan, yaitu mengurangi angka kemiskinan, mengurangi angka pengangguran, mengurangi jumlah kasus stunting dan menjaga angka inflasi.
“Pondasi dari ke empat isu utama tersebut adalah ketersediaan Pendidikan yang unggul yang menjadi dasar dari semuanya. Pendidikan adalah investasi, demi meminimalisir angka kemiskinan di masa depan. Untuk itu saya mendukung secara penuh akselerasi Kuningan Menuju Kabupaten Pendidikan ini,” ungkapnya.
Selanjutnya, Iip pun berpesan agar implementasi Kuningan menuju Kabupaten Pendidikan ini menjadi konsen seluruh Perangkat Daerah. Dirinya menekankan pentingnya kolaborasi yang dibentuk melalui konsep Pentahelix.
“Tidak ada SuperMan, yang ada adalah Super Team. Ayo kita bangun Kuningan ke arah yang lebih baik,” tandas Iip.
Sementara itu, tiga staff ahli Bupati yang mendampingi ikut memberikan arahan terkait pencanangan program ini.
“Sejalan dengan program ini, agar rata-rata lama sekolah dapat mengalami kenaikan hingga 9 tahun,” Tutur Purwadi, Staff ahli Bupati Bidang Pembangunan Ekonomi dan Keuangan.
“Merubah mindset dan mental masyarakat agar meletakan Pendidikan sebagai investasi yang berguna di masa depan. Jangan lagi berpikir bahwa Pendidikan hanya menghabiskan modal tetapi berpikir bagaimana dapat mensekolahkan anak setinggi-tingginya” lanjut Dadi Hariadi, Staff Ahli Bidang Pemerintahan Hukum dan Politik.
Sementara, dr. Edi Martono menyoroti persiapan sistem Zonasi, yang tentu akan menyebabkan pro dan kontra. “Siapapun dari kita ingin memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak kita, sistem zonasi kadang dianggap penghalang bagi orang tua untuk memberikan kualitas pendidikan sesuai harapannya. Dengan percepatan Kuningan Menuju Kabupaten Pendidikan ini diharapkan dapat menjadi pemerataan kualitas pendidikan, sehingga orang tua didik tidak terpaku pada permasalahan sistem Zonasi.” Ujar Staff Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM.
U. Kusmana menyambut dengan baik masukan yang telah diberikan. Pihaknya juga menjelaskan bahwa kolaborasi yang dimaksud telah tertuang dalam SK Team yang melibatkan banyak Perangkat Daerah dan pemangku Kepentingan.
“Kita ingin 2024 ini menjadi momentum bagi kita untuk melakukan banyak sekali action. Kami apresiasi Pj Bupati Kuningan yang mendukung dan konsen terhadap percepatan Kuningan menuju Kabupaten Pendidikan. Setelah ini kita akan adakan Rakor untuk duduk bersama dengan para pemangku kepentingan, sementara banyak tim ahli kami yang akan bekerja sesuai dengan program kerja baik secara formal dan informal untuk bergerak ke bawah, ke desa-desa untuk melakukan sosialisasi,” pungkas Uu. (Abel)