banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250

Poison Project, Ilustrator Kuningan Dibalik Artwork Rings of Saturn dan Deadsquad

Bingkaiwarta, JALAKSANA – Musik ‘bawah tanah’ atau biasa disebut underground tidak lepas dari peran sebuah gambar. Dengan penyajian visualisasi yang terbaik, dapat mendongkrak penjualan karya dari band maupun pemilik lagu tersebut.

Walaupun ilustrasi dari band-band underground tersebut terkesan menyeramkan, namun dapat diakui gambar-gambar musik ini jadi salah satu pemicu perputaran ekonomi yang tinggi dalam skenanya.

banner 728x250

Produsen musik underground pun tidak tanggung-tanggung dalam membayar seorang ilustrator yang dinilai bisa mewakili musik mereka.

Seperti yang diakui seorang ilustrator asal Desa Manislor, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, Dita Tri Anditya (28) atau yang dikenal dengan Poison Project di kalangan ilustrator.

Ia bisa mendapatkan sedikitnya 200-500 dollar untuk satu proyek. Biasanya Dita menerima pesanan 5 sampai 6 gambar dalam sebulan. Artinya, ia bisa memperoleh hasil dari gambarnya berkisar antara Rp 8 juta – Rp 10 juta atau bahkan lebih.

“Wkwk. Kalo untuk rate 200-500 dollar tergantung dari kerumitan. 1 bulan gak nentu sih, cuma biasanya ku urang (sama saya) batasi ngerjain maksimal 5-6 projek dalam 1 bulan,” kata Dita.

Pemuda yang sempat menjadi bagian dari salah satu desainer grafis perusahaan startup ini menceritakan perjalanannya hingga menjadikan ilustrator sebagai pekerjaan utamanya.

Dita sudah menggoreskan ilustrasi untuk kebutuhan band musik keras sejak 2013. Saat itu Dita mengawali dengan membuat sampul album band lokal. Kemudian, pada 2016-2018 ia sempat bergabung menjadi desainer di salah satu perusahaan start up dengan gaji UMR.

Hingga akhirnya, pada 2019 Dita memutuskan ingin melakukan hal yang sesuai dengan idealismenya yakni, menggambar dengan tema Dark-Art, Horror, dan Sci-fi.

“Dari 2013 mulai nerima proyek pertama, bikin cover album buat band The Bolong, tapi masih freelance belum buat main job. 2016-2018 kerja di startup bidangnya sama desain grafis, 2019 baru main job, maksudnya bener-bener menyalurkan idealis yang lebih ke dark-art, horror, sci-fi dalam menggambar,” jelas Dita.

Ia sudah menggambar bagi banyak band dengan genre Deathcore, Black Metal, Punk, dan Grunge. Bahkan kemampuan Dita dilirik oleh band Deathcore asal Amerika, Rings of Saturn, untuk menggarap artworknya.

Mengenai akses yang  didapatnya hingga menembus ‘pasar’ internasional, Dita  memang memiliki jaringan dalam skena musik underground. Sehingga, banyak rekanannya merekomendasikan Dita sebagai penggarap visualisasinya.

“Awal-awal ngajuin, tapi akhirnya kebanyakan klien yg ngontak duluan, karena ini basisnya skena, jadi saran band lain juga berpengaruh,” ungkap Dita.

Selain band luar, salah satu band cadas besar Indonesia, Deadsquad, menggemakan single barunya Paranoid Skizoid dengan artwork hasil karya Dita. Tentu saja menurutnya ini bisa menjadi nilai lebih jam terbangnya dalam menggambar.

“Nilai proyekna mah masih affordable buat lokal, tapi naikin eksposure si Poison Project, jadi nilai plusnya lebih banyak dikenal sama fansnya Deadsquad,” imbuhnya.

Dalam prosesnya mengerjakan sebuah gambar, awalnya Dita menggunakan peralatan gambar tradisional, namun saat ini ia sudah beralih ke alat yang lebih bertekhnologi.

“Awal-awal traditional drawing, di kertas, alatnya standar sih, pensil mekanik, kertas sketchbook A4, sama drawing pen berbagai ukuran. Cuma sekarang-sekarang gambar di Ipad pake software Procreate & Photoshop,” ujar Dita.

Untuk meningkatkan kemampuannya, Dita pun rajin untuk melakukan upgrade skill dengan menggunakan waktu luang atau ketika sedang tidak menerima pesanan gambar.

“Nah kalo kosong diisi ku ngalatih gambar, entah mendalami deui teknik pewarnaan, gestur, proporsi, environment, dan lain-lain,” ungkapnya.

Layaknya pemuda yang tumbuh di lingkungan biasa, Dita tidak serta merta mendapat respon baik saat memilih dunia ilustrator sebagai pekerjaan utama. Ia pun sempat diragukan oleh orang tuanya. Namun, karena usahanya yang konsisten akhirnya Dita bisa meyakinkan orang tuanya.

“Awal-awal masih meragukan sih, kayak masih nyuruh daftar CPNS haha, tapi sekarang dibuktikan dengan konsistensi dan udah bisa menanggung beban hidup kayak jajan misalnya. Jadi Alhamdulillah disupport,” ucapnya.

Dita belum tahu rencananya ke depan dalam menjalani profesinya saat ini. Ia hanya bisa memastikan untuk menikmati proses yang dijalaninya. Saat mulai merasa jenuh dengan aktivitas, Dita akan beristirahat dan mengalihkan kejenuhannya ke hobinya yang lain yaitu, bermain musik.

“Kalo kedepannya mau ngapain, kayaknya belum tau, apakah masih konsisten di dunia gambar atau menggeluti bidang lain, itu tergantung mood dan kehendak takdir, mun rajeun nya lanjut konsisten, karena apa yg akan terjadi di masa depan masih tetap misteri walau mimpi kita catat di buku, di dinding, di baliho, di bikin grafiti, di bikin status WA, ah masih belum 100% jelas,” pungkasnya. (rmdty)


banner 336x280
banner 336x280

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!