Oleh : Retno Wulandari
“ Bocah SD Gantung diri di Kamar Usai Ditegur Ibunya Bermain HP ” (DetikSumbagsel 23/11/2023). Tragis anak 10 Tahun melakukan bunuh diri gara-gara disuruh ibunya berhenti main HP.
Baru-baru ini negeri kita tengah marak bermunculan berita bunuh diri, tidak hanya remaja, dewasa, orang tua saja yang kini melakukan hal yang diharamkan oleh Allah Swt. tersebut, ironisnya adanya anak dibawah umur yang melakukannya yaitu pada anak SD (sekolah dasar).
Anak SD pada umumnya berada pada umur (7-12 Tahun) pada usia ini akal anak masih belum sempurna, tapi apa yang menyebabkan anak dengan akal yang belum sempurna memiliki pemikiran ingin mengakhiri hidupnya, anak SD juga seringkali dianggap sebagai anak yang belum memiliki permasalahan hidup yang serius lain halnya dengan anak usia remaja ataupun orang dewasa. Mengapa masalah sepele hanya karena dilarang bermain handphone bisa menyebabkan anak memutuskan untuk bunuh diri?
Mengapa saat ini banyak adanya kasus anak bunuh diri?
Ada banyak faktor yang menyebabkan mengapa saat ini banyak terjadi kasus bunuh diri pada anak bisa dari keluarga, Masyarakat, dan negara.
Keluarga terutama ibu adalah pendidik pertama bagi anak, namun saat ini banyak ibu yang kehilangan fungsinya sebagai pendidik yang seharusnya menanamkan akidah Islam pada anak sejak dini, terkadang ibu malah diberatkan dengan tugasnya mencari nafkah menggantikan peran ayah. Ibu juga seringkali menganggap bahwa tugas mendidik anak adalah tugas guru di sekolah saja. Tak bisa dipungkiri saat ini banyak sekali para ayah yang tidak menjalankan perannya dengan semestinya. Kondisi saat ini juga membuat para ayah kesulitan dalam mencari nafkah bagi keluarganya, hal ini dikarenakan sulitnya mencari lapangan pekerjaan. Para ayah tidak menjalin kedekatan dengan anak sehingga anak terkadang kehilangan sosok ayah yang dapat dijadikan teladan ketangguhannya dalam menghidupi keluarganya. Ayah juga terkadang menganggap bahwa tugasnya hanya mencari nafkah saja. Karena kurangnya bekal ilmu para ayah juga menyerahkan seluruh pendidikannya kepada istri dan guru disekolah. Ayah juga sering kali lupa akan tugasnya mendidik istrinya. Akibatnya anak tidak mendapatkan Pendidikan yang baik dan tidak memiliki Aqidah islam yang kuat. Sehingga Ketika anak memiliki sedikit saja masalah yang menyebabkan dirinya depresi ia bisa sampai berpikiran untuk mengakhiri hidupnya.
Masyarakat dan lingkungan tempat anak tinggal tak kalah berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Lingkungan dan teman sepermainan anak juga sangat berpengaruh pada tingkah laku anak. Tak jarang anak mendapatkan bullyan dari teman sebayanya yang menyebabkan ia depresi dan ingin mengakiri hidupnya. Masyarakat memiliki peran untuk ikut melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Namun karena diterapkannya sistem kapitalisme masyarakat seringkali acuh tak acuh dan bersikap individualis. Antar tetangga terkadang tidak saling menyapa dan memperhatikan tetangganya tersebut apakah tetangganya sedang kelaparan atau tidak, Masyarakat juga seringkali membiarkan Tindakan bully yang dilakukan anak-anak karena menganggap itu hanya senda gurau saja dan bukan urusan mereka.
Hal ini tidak terjadi begitu saja. Ini semua terjadi secara sistemik. Karena negara kita yang tidak menerapkan aturan Allah Swt. dan malah menerapkan sistem buatan manusia yaitu sistem kapitalisme (pemisahan agama dari kehidupan). Sehingga wajar saja jika saat ini yang ada hanyalah kerusakan, penderitaan dan kesempitan hidup. Menjadikan manusia yang lemah dan terbatas sebagai pembuat aturan. Standar kebahagiaan dalam sistem kapitalisme adalah terpenuhinya semua keinginan. Jika kenyataan hidupnya tidak sesuai ekspetasi ia akan mudah stress dan mengakhiri hidupnya.
Negara juga berlepas tangan untuk memberikan pemahaman yang benar kepada Masyarakat. Sistem Pendidikan sekuler juga menyebabkan generasi terbiasa memisahkan agama dari kehidupan. Sehingga Masyarakat tidak mengetahui tujuan hidupnya untuk apa.
Bagaimana Islam memandang hal ini?
Allah Swt. berfirman yang artinya: “Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (An Nisa ayat 29).
Dalam sebuah hadist dari Tsabit bin Adh Dhohhak, Rasulullah saw bersabda, yang artinya: “Barangsiapa yang membunuh dirinya sendiri dengan suatu cara yang ada di dunia, niscaya kelak pada hari kiamat Allah akan menyiksanya dengan cara seperti itu pula.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Naudzubillah, sudah jelas diatas bahwasannya bunuh diri bukanlah solusi dan haram hukumnya dalam islam. Bunuh diri bukan menyelesaikan masalah malah menambah masalah baru yang lebih besar.
Sehingga sangat penting bagi kita untuk mengkaji islam secara kafah dengan mengkaji islam kita akan paham bahwa tujuan hidup kita adalah untuk beribadah kepada Allah Swt. jika kita sudah memahami apa tujuan hidup kita maka, kita tidak akan mudah stres jika tertimpa masalah.
Dengan mengkaji Islam kita juga jadi tahu bagaimana seharusnya orang tua mendidik anaknya, dan bagaimana seharusnya pendidikan bagi anak, baik dirumah maupun disekolah.
Dengan menanamkan Akidah Islam yang kuat pada anak akan membuat anak memiliki mental yang kuat. Ia tidak akan mudah berputus asa dalam berharap kepada Allah Swt., sehingga tidak akan ada pikiran dalam kepalanya untuk mengakhiri hidupnya. Karena ia yakin apa yang Allah Swt. berikan kepadanya baik berupa cobaan yang tidak mengenakkan maupun yang membahagiakan semua adalah yang terbaik yang berasal dari Allah Swt. Zat yang paling pengasih dan penyayang.
Seperti firman Allah Swt. Surat Al Baqarah ayat 155 yang Artinya:” Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”
Wallahu’alam bishshawab.